Minggu, 24 Maret 2013

Khitbah (Peminangan)

Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Islam telah memberikan konsep yang jelas tentang tata cara pernikahan berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih sesuai dengan pemahaman para Salafush Shalih, di antaranya adalah:

Khitbah (Peminangan)
Seorang laki-laki muslim yang akan menikahi seorang muslimah, hendaklah ia meminang terlebih dahulu karena dimungkinkan ia sedang dipinang oleh orang lain. Dalam hal ini Islam melarang seorang laki-laki muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh orang lain. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَبِيْعَ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَلاَ يَخْطُبَ الرَّجُلُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيْهِ، حَتَّى يَتْرُكَ الْخَاطِبُ قَبْلَهُ أَوْ يَأْذَنَ لَهُ الْخَاطِبُ.

“Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang membeli barang yang sedang ditawar (untuk dibeli) oleh saudaranya, dan melarang seseorang meminang wanita yang telah dipinang sampai orang yang meminangnya itu meninggalkannya atau mengizinkannya.” [1]

Sabtu, 08 September 2012

Sandal Jepit Isteriku

Selera makanku mendadak punah. Hanya ada rasa kesal dan jengkel yang memenuhi kepala ini. Duh… betapa tidak gemas, dalam keadaan lapar memuncak seperti ini makanan yang tersedia tak ada yang memuaskan lidah. Sayur sop ini rasanya manis bak kolak pisang, sedang perkedelnya asin nggak ketulungan.
“Ummi… Ummi, kapan kau dapat memasak dengan benar…? Selalu saja, kalau tak keasinan…kemanisan, kalau tak keaseman… ya kepedesan!” Ya, aku tak bisa menahan emosi untuk tak menggerutu.”Sabar bi…, Rasulullah juga sabar terhadap masakan Aisyah dan Khodijah. Katanya mau kayak Rasul…? ” ucap isteriku kalem. “Iya… tapi abi kan manusia biasa. Abi belum bisa sabar seperti Rasul. Abi tak tahan kalau makan terus menerus seperti ini…!” Jawabku dengan nada tinggi. Mendengar ucapanku yang bernada emosi, kulihat isteriku menundukkan kepala dalam-dalam. Kalau sudah begitu, aku yakin pasti air matanya sudah merebak.

Minggu, 05 Agustus 2012

Surat Cinta Untuk Suamiku

Entah dengan apa ku harus menggambarkan segala rasaku padamu..
Tak cukup dengan untaian kata, dan barisan kalimat indah..
Tak mampu tergambar dengan pewarna apapun, semuanya terlalu indah..
Takkan ada kanvas yang mampu membingkai semua warna tentangmu..
Karena kau begitu indah disini.. dihatiku..


Tahukah betapa besar rasa syukurku, ketika Allah memilihku menjadi pendampingmu..
Tak pernah ku merasa cukup mensyukuri nikmat itu..
Betapa bahagiaku ketika kau memilihku diantara sekian banyak bidadari yang jauh lebih indah di luar sana..
Kau tahu dengan sangat tahu, aku hanya wanita dengan segala keterbatasan. dan kau tetap memilihku..

Minggu, 22 Juli 2012

Ayah Kembalikan Tanganku


Karena biaya hidup di kota besar serba sulit, biaya makan mahal, pakaian yang dikenakan juga mahal maka sepasang suami istri itu keduanya harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka yang kian bervariasi.
Karena semuanya serba mahal maka semuanya juga harus mensiasati tingkah laku keadaan, keadaan di mana semua toko-toko bak raksasa dengan berbusana cinderella mempertontonkan keistimewaan barang-barang baru yang mau tak mau cara-cara semacam itu semakin banyak ditiru. Dan dari situlah predikat kota terlihat nampak jelas; mahal, dan kota industri memaksa manusia-manusia kota menjadi konsumtif dengan produk-produk temuannya.
Sepasang suami istri itu juga semakin bertingkah laku seperti kebiasaan hidup di kota-kota besar, meninggalkan anak mereka untuk diasuh oleh seorang pembantu rumah tangga.
Siang ini, pembantunya membiarkan Niyah sendirian bermain di rumah. Karena memang pekerjaannya tidak hanya untuk mengurusi anak majikannya saja. Dapur dan pembantu lebih akrab kedengarannya, itulah sebab kenapa pembantu harus ada. Kehidupan kota membuat jarak antara wanita dan dapur, bahkan pembantu lebih hafal sudut-sudut rumah ketimbang majikannya.

Minggu, 08 Juli 2012

Gadis Kecil Yang Shalihah

Oleh: Ummu Mariah Iman Zuhair

Aku akan meriwayatkan kepada Anda kisah yang sangat berkesan ini, seakan-akan Anda mendengarnya langsung dari lisan ibunya:
Berkatalah ibu gadis kecil tersebut:
Saat aku mengandung putriku, Afnan, ayahku melihat sebuah mimpi di dalam tidurnya. Ia melihat banyak burung pipit yang terbang di angkasa. Di antara burung-burung tersebut terdapat seekor merpati putih yang sangat cantik, terbang jauh meninggi ke langit.
Maka aku bertanya kepada ayah tentang tafsir dari mimpi tersebut. Maka ia mengabarkan kepadaku bahwa burung-burung pipit tersebut adalah anak-anakku, dan sesungguhnya aku akan melahirkan seorang gadis yang bertakwa. Ia tidak menyempurnakan tafsirnya, sementara akupun tidak meminta tafsir tentang takwil mimpi tersebut.